Tugas media
pembelajaran
MODEL PEMBELAJARAN
GAMES
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
8
ENI
SASMITA
14010105009
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/PGRA
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2016
KATA
PENGANTAR
Syukur
allhamdulillah,segala puji penulis panjatkan kehadirat allah Swt yang telah
memberikan rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas media pembelajaran yang berjudul” Model Pembelajaran Games “ salawat
serta salam tak lupa penulis haturkan
kepada nabi muhammad Saw. yang telah membawah kita dari alam kegelapan menuju
alam terang menerang seperti sekarang ini.
Kami sangat
menyadari bahwa isi makalah ini memiliki banyak kekurangan baik dari segi
penulisan,pembahasandan lain sebagainya, untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis
harapkan dari dosen maupun teman-teman.
Kendari,9 april
2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
B. RUMUSAN
MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MODEL PEMBELAJARAN GAMES
B. PENDEKATAN TEAM GAMES TOURNAMENT
C. KELEMAHAN
DAN KELEBIHAN MEDIA PRESENTASI
D. PROSEDUR
PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS PRESENTASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar baik
dalam pendidikan formal, informal dan non formal. Namun hal ini sering kali
diabaikan oleh tenaga pendidik. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh berbagai
alasan seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang
tepat, biaya yang tidak tersedia dan masih banyak alasan yang lain. Hal ini
sebenarnya tidak seharusnya muncul apabila pengetahuan seorang pendidik
mengetahui berbagai macam media dan guru harus dituntut kreatif dalam membuat
media pembelajaran. Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sangat pesat
megikuti kemajuan teknologi.
Presentasi adalah salah satu
aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari hampir semua bidang pekerjaan saat
ini. Presentasi dilakukan pada rapat-rapat rutin, rapat kerja, atau rapat tim
dan panitia. Presentasi dilakukan pada saat penyampaian proposal kerja ataupun
laporan hasil pekerjaan tersebut. Presentasi produk untuk melakukan penjualan.
Guru mengajar dan dosen memberikan kuliah pada prinsipnya adalah presentasi.
Dengan adanya media presentasi ini, harapan yang tidak pernah sirna dan selalu
guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat
dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang
dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai
individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social
dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang
membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual,
psikologis, dan biologis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teams games
tournament
2. apa komponen teams games tournament
3.apa implementasi model TGT
4. apa kelemahan dan kelebihan dan media
TGT
BAB 11
PEMBAHASAN
A. Gambaran
Mengenai Team Games Tournament (TGT)
Model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games
Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
Teams games
tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh Davied Devries dan Keith
Edward, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam
model ini kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3
sampai dengan 5 siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan
latar belakang etniknya, kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompok-kelompok
kecilnya. Pembelajaran dalam Teams games tournament (TGT) hampir sama seperti
STAD dalam setiap hal kecuali satu, sebagai ganti kuis dan sistem skor
perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen
itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam
kinerja akademik mereka yang lalu. Nur & Wikandari (2000) menjelaskan bahwa
Teams games tournament TGT telah digunakan dalam berbagai macam mata
pelajaran, dan paling cocok digunakan untuk mengajar tujuan pembelajaranyang
dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar, seperti perhitungan dan
penerapan berciri matematika, dan fakta-fakta serta konsep IPA.
B.
Pendekatan Kelompok Kecil dalam Teams Games Tournament
Pendekatan
yang digunakan dalam Teams games tournament adalah pendekatan secara kelompok
yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran. Pembentukan
kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran. Ciri dari
pendekatan secara berkelompok dapat ditinjau dari segi.
1) Tujuan
Pengajaran dalam Kelompok Kecil
Tujuan
pembelajaran dalam kelompok kecil yaitu; (a) member kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, (b)
mengembangkan sikap social dan semangat bergotong royong (c) mendinamisasikan
kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap kelompok merasa memiliki
tanggung jawab, dan (d) mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam kelompok
tersebut (Dimyati dan Mundjiono, 2006).
2) Siswa
dalam Pembelajaran Kelompok Kecil
Agar
kelompok kecil dapat berperan konstruktif dan produktif dalam
pembelajaran diharapkan; (a) anggota kelompok sadar diri menjadi anggota
kelompok, (b) siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab, (c)
setiap anggota kelompok membina hubungan yang baik dan mendorong timbulnya
semangat tim, dan (d) kelompok mewujudkan suatu kerja yang kompak (Dimyati dan
Mundjiono, 2006).
3) Guru
dalam Pembelajaran Kelompok
Peranan guru
dalam pembelajaran kelompok yaitu; (a) pembentukan kelompok (c) perencanaan
tugas kelompok, (d) pelaksanaan, dan (d) evalusi hasil belajar kelompok.
C.
Komponen dan Pelaksanaan Team Game Tournament dalam Pembelajaran
Ada lima
komponen utama dalam TGT,yaitu:
1. Penyajian
kelas
Pada awal
pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan
dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru.
Pada saat penyajian kelas ini , siswa harus benar-benar memperhatikan dan
memahami materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
2. Kelompok
( team )
Kelompok
biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa. Fungsi kelompok
adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game.
3. Game
Game terdiri
atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa
yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.
4. Turnamen
Untuk
memulai turnamen masing-masing peserta mengambil nomor undian. Siswa yang
mendapatkan nomor terbesar sebagai reader 1, terbesar kedua sebagai chalennger
1, terbesar ketiga sebagai chalenger 2, terbesar keempat
sebagai chalenger 3. Dan kalau jumlah peserta dalam kelompok itu lima
orang maka yang mendapatkan nomor terendah sebagai reader2. Reader 1
tugasnya membaca soal dan menjawab soal pada kesempatan yang pertama. Chalenger
1 tugasnya menjawab soal yang dibacakan oleh reader1 apabila menurut chalenger
1 jawaban reader 1 salah. Chalenger 2 tugasnya adalah menjawab soal yang
dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban reader 1 dan chalenger 1 menurut
chalenger 2 salah. Chalenger 3 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan
oleh reader 1 apabila jawaban reader1, chalenger 1, chalenger 2 menurut
chalenger 3 salah. Reader 2 tugasnya adalah membacakan kunci jawaban .
Permainan dilanjutkan pada soal nomor dua. Posisi peserta berubah searah jarum
jam. Yang tadi menjadi chalenger 1 sekarang menjadi reader1, chalenger 2
menjadi chalenger 1, chalenger3 menjadi chalenger 2, reader 2 menjadi chalenger
3 dan reader 1 menjadi reader2. Hal itu terus dilakukan sebanyak jumlah soal
yang disediakan guru.
5.
Penghargaan kelompok (team recognise)
Guru
kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan.
Kriteria ( Rerata Kelompok )
|
Predikat
|
≥ 45
|
Super Team
|
40 – 45
|
Great Team
|
30 – 40
|
Good Team
|
- D.
Implementasi Model Pembelajaran TGT
Dalam
pengimplementasian yang hal yang harus diperhatikan yaitu.
1)
Pembelajaran terpusat pada siswa
2)
Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi
3)
Pembelajaran bersifat aktif ( siswa berlomba untuk dapat menyelesaikan
persoalan)
4)
Pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa menjadi tim-tim
5)
Dalam kompetisi diterapkan system point
6) Dalam
kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal kesetaraan dalam
kinerja akademik
7) Kemajuan
kelompok dapak diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas yang diterbitkan
secara mingguan
8)
Dalam pemberian bimbingan guru mengacu pada jurnal
9)
Adanya system penghargaan bagi siswa yang memperoleh point banyak
E.
Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran TGT
Riset
tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak
dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah. Dari
tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa
metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan
tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua
teori utama yang mendukung pembelajaran kooperatif adalah teori motivasi dan
teori kognitif.
Dari
pespektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi
di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka
adalah jika kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, mereka harus membantu
teman satu timnya untuk melakukan apa pun agar kelompok berhasil dan mendorong
anggota satu timnya untuk melakukan usaha maksimal.
Sedangkan
dari perspektif teori kognitif, Slavin (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif menekankan pada pengaruh dari kerja sama terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Asumsi dasar dari teori pembangunan kognitif adalah bahwa
interaksi di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai
mengingkatkan penguasaan mereka terhadap konsep kritik. Pengelompokan siswa yang
heterogen mendorong interaksi yang kritis dan saling mendukung bagi pertumbuhan
dan perkembangan pengetahuan atau kognitif. Penelitian psikologi kognitif
menemukan bahwa jika informasi ingin dipertahankan di dalam memori dan
berhubungan dengan informasi yang sudah ada di dalam memori, orang yang belajar
harus terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi dari
materi. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan
materinya kepada orang lain.
Namun
demikian, tidak ada satupun model pembelajaran yang cocok untuk semua materi,
situasi dan anak. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang menjadi
penekanan dalam proses implementasinya dan sangat mendukung ketercapaian tujuan
pembelajaran. Secara psikologis, lingkungan belajar yang diciptakan guru dapat
direspon beragama oleh siswa sesuai dengan modalitas mereka. Dalam hal ini,
pembelajaran kooperatif dengan teknik TGT, memiliki keunggulan dan kelemahan
dalam implementasinya terutama dalam hal pencapaian hasil belajar dan efek
psikologis bagi siswa.
Slavin
(2008), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran
kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan
keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT, sebagai berikut:
- Para siswa di dalam kelas-kelas
yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak
dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas
tradisional.
- Meningkatkan perasaan/persepsi
siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya
pada keberuntungan.
- TGT meningkatkan harga diri
sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka.
- TGT meningkatkan kekooperatifan
terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih
sedikit)
- Keterlibatan siswa lebih tinggi
dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak.
- TGT meningkatkan kehadiran
siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan emosional, lebih
sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain.
Sebuah
catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran TGT adalah bahwa
nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa. Dengan demikian,
guru harus merancang alat penilaian khusus untuk mengevaluasi tingkat
pencapaian belajar siswa secara individual.
Kelebihan
dan Kelemahan Pembelajaran TGT Metode pembelajaran kooperatif Team Games
Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana
(2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran
TGT antara lain:
1) Lebih
meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2)
Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3) Dengan
waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4) Proses
belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5) Mendidik
siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6) Motivasi
belajar lebih tinggi
7) Hasil
belajar lebih baik
8)
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
- Bagi Guru
Sulitnya
pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis.
Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang
kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk
diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
- Bagi Siswa
Masih adanya
siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan
kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah
membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar
dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
Kesimpulan
Dari
pembahasan materi model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tersebut,
maka dapat disimpulkan
- Dengan model pembelajaran TGT (
Teams Games Tournaments ) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa. Karena siswa dapat belajar lebih rileks, serta dapat menumbuhkan
tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar.
- Dengan model pembelajaran TGT (
Teams Games Tournaments ) dapat menambah wawasan tentang berbagai model
pembelajaran serta dapat meningkatkan kompetensi guru.